INIPASTI.COM, MAKASSAR – Jika penerima bantuan sosial (Bansos) atau Penerima Manfaat harus antre untuk mendapat bantuan, mulai sekarang mereka tak perlu antre lagi di Pos Penerimaan Bansos. Kini pemerintah telah meluncurkan program Penyaluran Bansos Non Tunai. Bahkan nantinya, seluruh Bansos akan dipadukan atau diintegrasikan dalam satu kartu yaitu Kartu Combo.
“Kalau tadi saya simulasi masih banyak kartu, nanti ke depan akan diintegrasikan. Nanti Kartu Indonesia Pintar bisa diintegrasikan ke Kartu Combo, bahkan bantuan LPG tiga kilogram juga mau dimasukkan, itu juga bisa di Kartu Combo,” jelas Direktorat Jenderal (Ditjen) Perlindungan dan Jaminan Sosial, Kementerian Sosial (Kemensos) RI, Harry Hikmat setelah melaunching Penyaluran Bansos Non Tunai di Aula Monumen Korban 40000 Jiwa, Jumat (18/11).
Harry menjelaskan, ini merupakan arahan dari Presiden Joko Widodo. Jika selama ini, lanjut Harry, Bansos disalurkan secara tunai melalui pos penyaluran. Dengan strategi keuangan inklusif, seluruh Bansos disalurkan lewat perbankan dan terintegrasi. Namun, sambungnya, untuk saat ini yang terintegrasi baru dua macam. “Sekarang yang sudah terintegrasi, Bantuan Pangan atau Rastra (Program Beras Sejahtera,red) dengan bantuan PKH (Program Keluarga Harapan,red), itu sudah masuk di Kartu Keluarga Sejahtera,” ungkapnya.
Dengan demikian, harapan pemerintah menurut Harry, semua Bansos bisa tepat sasaran, tepat jumlah dan tepat waktu sampai kepada Penerima Manfaat. Dengan sistem ini pula, Harry meyakini kalau kasus penyimpangan bisa dihindari bahkan lebih transparan. Karena menurutnya, pihak perbankan punya sistem untuk memantau realisasi keuangan maupun realisasi fisik secara online.
Untuk pihak perbankan sendiri, lanjut Harry, Kemensos melibatkan empat bank, di mana bank tersebut di bawah himpunan negara. Yaitu, Bank Rakyat Indonesia, Bank Negara Indonesia, Bank Tabungan Negara, dan Bank Mandiri. Sedangkan bagi Penerima Manfaat, Kemensos menggunakan kriteria yang ditetapkan oleh Permensos Nomor 1646 dengan 14 indikator kemiskinan. Di antaranya, ketidakcukupan dari sisi pendapatan, akses pendidikan, pendidikan yang rendah, kesehatan yang rendah, kondisi perumahan dan sarana lingkungan yang tidak memadai, dan indikator lainnya.(*)
Baca juga : Wangi Bansos Tak Semerbak Implementasinya
//